Selasa, 03 April 2012

Manusia dan penderitaan

Manusia Dan Penderitaan
Manusia Dan Penderitaan

Penderitaan dan kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain – lain.
Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Berbicara tentang penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal dari dalam dan luar diri manusia. Biasanya orang menyebut dengan factor internal dan faktor eksternal.

Dalam setiap bentuk penderitaan, yang dialami oleh manusia, dan sekaligus berdasarkan seluruh dunia penderitaan, tak dapat dielakkan lagi muncul pertanyaan: Mengapa? Ini merupakan suatu pertanyaan mengenai sebab, alasan dan juga mengenai maksud dari penderitaan, dan, secara ringkas, suatu pertanyaan mengenai arti penderitaan. Hal itu tidak hanya menyertai penderitaan manusia, tapi agaknya juga menentukan arti manusiawinya, yang justru membuat penderitaan menjadi penderitaan manusiawi.

Jelaslah bahwa rasa sakit, lebih-lebih rasa sakit jasmani, lazim dalam dunia binatang. Tapi hanya manusia yang menderita yang tahu bahwa dia sedang menderita dan berpikir apa sebabnya. Dan dia menderita secara manusiawi secara lebih mendalam jika dia tidak menemukan suatu jawaban yang memuaskan. Hal ini merupakan suatu pertanyaan yang sulit, justru karena merupakan suatu pertanyaan yang dekat dengan pertanyaan tentang kejahatan. Mengapa ada kejahatan? Mengapa ada kejahatan di dunia ini? Bila kita mengajukan pertanyaan dengan cara ini, kita selalu, sekurang-kurangnya dalam arti tertentu, mengajukan suatu pertanyaan juga tentang penderitaan.

Kedua pertanyaan itu sulit, bila seorang individu mengajukannya pada orang lain, bila satu bangsa mengajukannya kepada bangsa lain, seperti halnya bila seseorang mengajukannya kepada Tuhan. Karena manusia tidak mengajukan pertanyaan ini kepada dunia, meskipun justru dari dunialah datangnya kesengsaraan yang menimpa manusia, tapi manusia mengajukannya kpada Tuhan sebagai Pencipta dan Penguasaan dunia ini. Dan cukup diketahui orang bahwa sehubungan dengan pertanyaan ini tidak hanya timbul kekecewaan-kekecewaan dan konflik-konflik dalam hubungan manusia dengan Tuhan, tapi juga terjadi manusia sampai kepada titik di mana secara sungguh-sungguh menyangkal Tuhan. Karena sesungguhnya existensi atau adanya dunia membuka mata jiwa manusia terhadap adanya Tuhan, terhadap kebijaksanaan-Nya, kekuasaan dan kebesaran-Nya, tetapi kejahatan dan penderitaan agaknya mengaburkan gambaran tadi, bahkan kadang-kadang secara radikal, lebih-lebih dalam drama sehari-hari dari begitu banyak kesalahan yang tidak mendapat hukuman secara semestinya. Maka situasi semacam ini memperlihatkan - mungkin lebih dari pada yang lainnya - pentingnya pertanyaan mengenai arti penderitaan; hal itu juga memperlihatkan betapa banyaknya perhatian yang harus diberikan baik dalam menangani pertanyaan itu sendiri maupun dengan kemungkinan jawaban terhadap pertanyaan itu.
Manusia dapat mengajukan pertanyaan ini kepada Tuhan dengan semua emosi hatinya dan dengan pikirannya yang penuh dengan ketakutan dan kecemasan. Tuhan menunggu pertanyaan dan mendengarkannya,
Tapi untuk melihat jawaban yang benar terhadap pertanyaan “mengapa ada penderitaan,” kita harus melihat pada perwahyuan mengenai kasih ilahi, yang merupakan sumber terdalam dari makna setiap hal yang ada. Kasih juga merupakan sumber yang terkaya dari arti penderitaan, yang selalu tetap merupakan suatu misteri: kita sadar akan tidak cukupnya dan tidak memadainya penjelasan-penjelasan kita. Kristus menyebabkan kita masuk dalam misteri ini dan untuk menemukan “mengapa ada penderitaan,” sejauh kita dapat menangkap keluhuran kasih ilahi.Penderitaan memang menyakitkan dan menimbulkan luka. Tetapi manusia tidak pernah sendiri menghadapinya. Selalu saja ada teman dan sahabat yang ikut berbela rasa dengan kita memikul duka cita itu. Bahkan Tuhan juga menjadi sahabat kita. 

.........THE END...........

Sumber : (artikelmedia.blogspot.com)

Indah Dalam Duniaku

Awalnya aku hanya mengagumimu
Namun waktu buatku sadar
Hati tlah rasakan beda
Cinta mulai mekar diladang jiwa

Memandangmu tak pernah aku jemu
Senyummu sedikit berbeda kuartikan
Mampu buat aku gemetar tak beralasan
Mampu buat aku melayang terbang keangkasa

Mungkin hanya mimpi aku mencintaimu
Hanya lewat dunia maya
Semuanya berawal
Aku mengenalmu
Dan tak kukira aku menyukaimu...